Perkembangan Yogyakarta yang semakin pesat pada akhirnya memang mengubah pola pengembangan investasi properti di wilayah tersebut. Jika sebelumnya investasi banyak dilakukan di Yogya Kota dengan pembangunan pusat belanja dan apartemennya, kini pelaku properti di sana mulai mengalihkan investasinya ke Sleman dan Kulonprogo.
Tentu kita bertanya, apa menariknya kedua Kabupaten tersebut dalam bisnis properti? Mungkin beberapa kondisi berikut, mungkin informasi berikut ini bisa menjadi pelengkap bagi Anda yang tertarik untuk mulai melirik Yogyakarta.
“Bicara soal Sleman, khususnya Sleman Barat, ada dua hal yang menjadi penunjang kenapa saat ini pelaku properti tertarik dengan Sleman Barat. Pertama, kontur tanah di Sleman Barat datar sehingga memungkinkan untuk pengembangan kawasan perumahan landed house.”
“Kedua, pastinya karena infrastruktur di Sleman Barat sudah sangat mendukung. Terlebih ke depannya Sleman Barat akan menjadi lokasi yang sangat strategis dengan akan dibangunnya jalan tol dari Yogyakarta ke Semarang. Dan Sleman Barat adalah salah satu lokasi yang rencananya di lewati jalan tol tersebut,” ulas Wira.
Wajar memang jika pada akhirnya terjadi peningkatan harga tanah yang cukup signifikan pada daerah Sleman Barat. Jika pada tahun 2013 – 2014 harganya masih berada di kisaran Rp600-800 ribu/meter persegi. Kini di tahun 2016 harganya sudah berada di kisaran Rp1 juta – 1,5 juta/meter persegi. Atau ada peningkatan maksimal 150 persen.
Nah, jika Sleman Barat mulai dilirik pelaku properti, justru di Yogya Kota untuk mendapatkan lahan yang cukup luas semakin sulit. Jika seandainya pun ada masih harus di pastikan apakah lahan tersebut ‘aman’ secara legalitas atau justru masih terikat legalitas lantaran masih menjadi lahan kraton.
Itulah mengapa saat ini yang menarik dari Yogya Kota adalah properti second. Di mana dua jenis properti yang banyak ditransaksikan adalah rumah kos-kosan dan rumah tinggal.
Untuk rumah tinggal rata-rata harga yang saat ini banyak ditransaksikan berada di kisaran harga Rp500 – 700 juta. Sedangkan untuk kos-kosan yang banyak di cari adalah berada di kisaran Rp1 – 2 miliar di mana spesifikasi bangunannya adalah luas 125 meter persegi dengan jumlah kamar 14 – 18 kamar.
Jika Sleman Barat tengah menanti kenaikan harga lahan yang berdampak dari rencana pembangunan jalan tol, justru Kulon Progo saat ini sedang mengalami peningkatan harga lahan yang terus merangkak naik.
Kondisi ini sebagai efek rencana Pemerintah Daerah yang akan mengalihkan lokasi Bandar Udara Adi Sutjipto ke Kabupaten Kulonprogo. Tepatnya di Kawasan Pesisir (Selatan) Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, Propinsi DI Yogyakarta.
Sekalipun lahan yang digunakan untuk lokasi pembangunan bandara tersebut masih termasuk lahan milik Puro Pakualaman, namun hal itu tidak menurunkan minat para pelaku properti untuk ‘memanaskan’ harga lahan di sekitar lokasi Bandar udara Yogya yang baru.
Tercatat hingga tahun 2013 lahan di sekitar lokasi bakal bandara yang baru berada pada kisaran Rp300 ribu/m2. Padahal pada awal rencana pemerintah daerah memindahkan lokasi bandara harga lahan di sana masih Rp50-75ribu/m2 pada tahun 2009-2010.
Dan tahun ini maka kenaikan harga lahan di sekitar lokasi pembangunan bandara bisa diprediksi mencapai 900% (Rp50 ribu menjadi Rp500 ribu).
Kami sebagai Pengembang Juga menawarkan Rumah Elegant Nan Cantik di daerah Sedayu Sleman Barat bernama Puri Permata Sedayu, Puri Permata Nirwana, Puri Permata Mahardika, dan tentunya dengan Harga dibawah dari Harga diatas.. yaitu dibawah 500jt bahkan dibawah 400jt saja.
Jika berminat Silahkan Hubungi kami di 081578397777