Setahun belakangan, dunia bisnis sedang hangat menyambut trend yang disebut jurnalisme merek. Tren ini diperkenalkan oleh Mark Ragan, CEO Ragan.com. Secara ringkas, jurnalisme merek bisa dipahami sebagai aktivitas jurnalistme yang mengusung merek tertentu. Kampanye merek dikemas melalui cerita-cerita jurnalistik. Pesannya lembut, tidak selugas iklan.
Contoh fenomenal yang kerap disebut adalah branding “Black” pada mobil-mobil milik pencinta kendaraan warna hitam. Sejatinya, “Black” tersebut mengacu pada varian produk sebuah merek rokok. Uniknya, pemilik-pemilik mobil tersebut tidak berkeberatan mobilnya ditumpangi iklan komersial. Publik pun tidak serta-merta menyamakan branding tersebut dengan bobot komersial baliho, print-ad, dan TVC.
Beda. “Black” tersebut sudah bermigrasi sebagai identitas sebuah komunitas. Berkat peliputan-peliputan media, terbangunlah cerita bahwa komunitas “Black” sudah meluas pengertiannya sebagai wadah penyuka mobil dengan karakter matang sekaligus gaul. Bangunan cerita tersebut mampu menepis kampanye anti rokok. Pasalnya jelas, “Black” bukan lagi bicara tentang rokok—yang selalu melekat pada citra buruk ancaman kesehatan, melainkan komunitas hobi yang meluas. Hasilnya, “Black” mampu mengusung pesan berbeda atas sebuah merek.
Di kampus kami, STIEBBANK “Kampus Pencetak Pengusaha”, trend jurnalisme merek ini kami terapkan lewat UKM Pers Mahasiswa. Sebagai calon pengusaha, setiap mahasiswa kami latih menulis. Kami hendak memastikan bahwa kelak mereka terampil dalam merangkai cerita tentang diri mereka sendiri, tentang bisnis mereka, dan tentang merek yang mereka bangun. Cerita-cerita itu sangat baik ketika dituangkan dalam tulisan: jelas dan berdampak luas.
Untuk memastikan kemampuan menulis tersebut, kami menyediakan banyak sekali wadah bagi mereka. Salah satu wadah yang sukses menjadi ajang belajar menulis adalah website www.sejutatips.com. Di website tersebut, mahasiswa bebas menulis tips apa pun. Mereka tidak menulis tentang kampus. Mereka tidak berjualan STIEBBANK. Mereka menulis yang mereka suka dan kuasai. Website tersebut, yang dalam waktu 4 bulan sudah dihiasi lebih dari 1.200 artikel, lah yang bakal bercerita kepada publik tentang proses pembelajaran di STIEBBANK. Artikel-artikel yang ditulis oleh mahasiswa yang belum pernah menulis sebelumnya itu, menjadi cerita bagaimana sebuah mereka lembaga pendidikan mengelola subjek didiknya.
Mau membangun merek lewat medium jurnalisme? Kuasai kemampuan menulis.
AA Kunto A
Dosen @STIEBBANK