Menyambut mahasiswa baru, kami menyiapkan Ospek (orientasi studi dan pengenalan kampus). Berbeda dengan kebanyakan acara serupa di kampus lain, kami merancang acara yang sungguh-sungguh memberdayakan mahasiswa sejak hari pertama mereka memasuki kampus.
Tema “Jadilah Pensil (Pengusaha dan Sarjana Intelektual)” kami pilih untuk memastikan mahasiswa baru mulai tahu di titik akhir mana proses studi mereka nanti akan bermuara. Visualisasi ini penting semata untuk meyakinkan mahasiswa bahwa setiap pilihan dan perjalanan hidup sebaiknya dimulai dari akhir. Hanya ketika akhirnya jelaslah setiap langkah bisa diayunkan secara meyakinkan.
Metafora pensil kami sodorkan tentu dengan pertimbangan yang masak. Untuk dapat digunakan menulis atau menggambar, pensil harus diraut. Raut merupakan simbolisasi belejar, mengasah diri, kuliah, membekali diri dengan pengetahuan, serta mengasah kecakapan lunak-keras. Butuh kesediaan berkorban untuk melakukannya. Pasti ada yang terbuang demi mendapatkan yang grafitnya.
Ilustrasi ini penting untuk mereka yang telah memutuskan menjadi pengusaha. Di masa yang akan datang, persaingan bisnis dan hidup begitu ketat. Dengan belajar terus-menerus, mengasah diri, menempa dirilah persaingan itu bakal mudah dihadapi dan dimenangi. Belajar merupakan sikap membuka diri akan terus hadirnya perubahan. Bisnis yang akan terus berubah wajib diantisipasi.
Inspirasi apa yang hendak saya bagikan di sini? Bahwa bisnis pun perlu metafora. Ambil contoh: perang diskon, pengungkit sukses, dongkrak penjualan, bisnis yang memahami anda, gerilya pemasaran, ujung tombak bisnis, dll. Istilah-istilah itu memantik kecamuk dalam pikiran sehingga persepsi yang dimunculkan beragam.
Steven Pinker dalam buku The Stuff of Thought mengungkapkan bahwa metafora melekat dalam tindakan, pengalaman, dan realitas setiap manusia. Dalam bisnis, metafora dapat dihadirkan dalam beragam bentuk komunikasi, baik dalam rupa promosi kepada pelanggan, instruksi kepada tim, maupun penyebaran informasi lain. Secara sederhana, metafora memungkinkan pesan tertanam di benak penerima pesan secara mudah karena menembus pikiran bawah sadar. Metafora mengizinkan pesan menerabas faktor kritis audiens sehingga tidak terjadi penolakan terhadap value yang ditawarkan.
Karena mudahnya metafora, maka pesan-pesan bisnis bisa menancap kuat di alam pikiran bawah sadar pelanggan, relasi, dan tim internal. Pensil yang dimetaforakan di awal tadi akan diingat mahasiswa setiap kali mereka belajar. Sikapnya akan selaras dengan pengetahuannya. Lalu, ia akan memimpin dirinya sendiri menjadi pengusaha sesuai apa yang ia inginkan. Tularkan inspirasi ini kepada sosok yang memantul dari dalam cermin di depan anda.
AA Kunto A
Coach Writer, Licensed NLP Practitioner