Pidato Presiden Jokowi di hadapan para pebisnis dunia di forum APEC di Beijing memanen pujian. Para pakar komunikasi menyebut pidato Jokowi sangat bernas, lugas pada titik bidik. Jitu. Wajar jika kemudian media manca menyebut-nyebut Jokowi telah menjadi primadona pemimpin dunia lainnya.
Tidak sekadar menyanjung Jokowi, saya mengajak anda untuk mempelajari struktur komunikasi yang dibangun Jokowi lewat presentasinya. Dalam bahasa NLP (Neuro-Linguistic Programming), kita pantas memodel sebuah metode bagus supaya kita bisa berkomunikasi lebih efektif saat menghadapi audiens yang kurang lebih sama. Bagi pebisnis, kemampuan berkomunikasi sangat vital perannya dalam meraih kesuksesan berbisnis.
Pertama, kenali dengan siapa kita berkomunikasi. Paham bahwa sedang berbicara di hadapan pemimpin bisnis dunia, Jokowi pun langsung membangun keakraban (rapport building) dengan cara berbicara lugas langsung ke pokok pembicaraan. Lihat di Youtube, Jokowi bahkan hanya menyajikan slide yang begitu sederhana: foto-foto dengan judul berhuruf Arial. Standar sekali. Bahasa Inggris Jokowi pun disebut-sebut begitu sederhana, bahkan cenderung seadanya. Tak mengapa, para pebisnis itu lebih membutuhkan isi dan cara presentasinya daripada sekadar keindahan presentasi.
Kedua, pikat dengan daya tarik. Jokowi tahu apa saja yang akan menarik perhatian pebisnis dunia tentang Indonesia. Ia tahu apa saja yang belum mereka ketahui tentang Indonesia. Ia juga paham apa saja hal-hal tentang Indonesia yang perlu mereka tahu. Jokowi memainkan betul ketidaktahuan dan keingintahuan ini dalam simbol-simbol berupa peta Indonesia, jumlah penduduk, jumlah kepulauan, dan berbagai persoalan yang butuh penyelesaian.
Ketiga, tunjukkan rencana kerja. Dengan 17.000 yang terbentang dari barat ke timur, Jokowi hendak membangun 24 pelabuhan baru supaya jalinan transportasi memudahkan distribusi barang. Dengan begitu, kesenjangan harga di berbagai daerah bisa ditekan. Ia tunjukkan pula rencana-rencana lain.
Keempat, undang partisipasi. “Ini peluang untuk anda. Kami undang anda datang ke Indonesia. Kami tunggu investasi anda di Indonesia.” Tangkas sekali. Presentasi yang baik ditutup dengan statement penutup yang tegas sesuai dengan tujuan awal.
Jelas sekali, Jokowi menggunakan struktur hypnotic presentation. Ia bangun pemahaman dengan peta besar, lalu ia fokuskan dengan data, dan diikat dengan komitmen untuk terlibat. Saat audiens kagum pada peta besar, lalu penasaran pada detil, niscaya mereka akan ambil bagian dalam program yang ditawarkan. Siap belajar kuasai presentasi efektif?
Oleh AA Kunto A
CoachWriter, Pengajar di STIEBBANK