Teknik Praktis Mentransformasikan Personal Branding dengan NLP untuk Pemula

Personal branding merupakan elemen krusial dalam dunia profesional saat ini. Saya akan bahas beberapa teknik praktis mentransformasikan personal branding dengan NLP yang dapat digunakan oleh pemula untuk mentransformasikan personal branding. Membincang NLP selalu mengingatkan saya pada tahun 2010, ketika memutuskan untuk mengambil seminar sertifikasi NLP yang materinya di-approved oleh Richard Bandler.

Saat itu saya lebih memilih menggunakan uang yang jumlahnya kurang lebih 20 juta rupiah untuk mengambil sertifikasi trainner di Orlando, meskipun saat itu kebetulan saya juga baru pindah rumah. Bukankan sebenarnya 20 juta rupiah itu lumayan banget untuk memperindah rumah?

Sebelumnya, saya sudah menunda seminarnya, karena dananya saya gunakan untuk uang muka rumah. “Nah, masa harus ditunda lagi untuk karena mau isi-isi rumah? Wah, jangan, la yauw!Yes!, akhirnya saya mengambil tindakan itu dan menjadi orang langka di Indonesia. Dengan personal branding yang kuat, individu dapat membedakan diri dari kompetitor dan meningkatkan daya tarik di mata calon klien atau pemberi kerja.

Berikut beberapa teknik praktis yang bisa mentransformasikan personal branding dengan NLP.

1. Menetapkan Tujuan yang Jelas

Langkah pertama dalam mentransformasikan personal branding menggunakan NLP adalah menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik. Dalam NLP, tujuan harus dirumuskan dengan cara yang konkret dan terukur. Misalnya, alih-alih mengatakan, “Saya ingin menjadi lebih dikenal di industri ini”, tentukan tujuan seperti “Saya ingin menjadi pembicara tamu dalam dua konferensi industri dalam enam bulan ke depan”. Dengan menetapkan tujuan yang jelas, individu dapat memfokuskan energi dan usaha untuk mencapainya.

2. Menggunakan Teknik Anchoring

Teknik anchoring dalam NLP adalah metode untuk menghubungkan keadaan mental atau emosional tertentu dengan stimulus spesifik. Untuk personal branding, seseorang bisa menggunakan teknik ini untuk memunculkan rasa percaya diri atau keyakinan setiap kali menghadapi situasi yang menuntut performa terbaik. Misalnya, jika merasa cemas sebelum presentasi, seseorang bisa menggunakan teknik ini dengan mengaitkan perasaan percaya diri dengan tindakan sederhana, seperti menyentuh jari tangan. Dengan latihan yang konsisten, stimulus ini dapat memicu rasa percaya diri yang diinginkan.

3. Mengubah Pola Pikir Negatif

NLP mengajarkan cara mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif. Salah satu teknik yang berguna adalah reframing, yaitu mengubah cara pandang terhadap suatu situasi. Jika merasa kurang percaya diri dalam sebuah presentasi, reframing bisa membantu dengan mengubah persepsi bahwa presentasi adalah kesempatan untuk menunjukkan keahlian, bukan beban. Dengan melakukan reframing, individu dapat melihat situasi dari sudut pandang yang lebih positif, yang dapat memperbaiki cara mereka berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain.

Tentang ini ada yang pernah bertanya, “Lho Pak Putu sama saja? Tapi kok bisa masih muda sudah membuat belasan perusahaan?”

Ya, saya akhirnya berhasil memosisikan rasa takut, cemas dan pikiran negatif lainnya pada tempat yang benar. Pada saat saya ingin memulai usaha, saya hanya memiliki dua pilihan:

  • Memulai usaha: Kalau rugi saya rugi sejumlah uang, tapi mendapat pembelajaran dan pengalaman. Kalau berhasil saya untung dan juga dapat bonus pengalaman dan relasi baru.
  • Tidak memulai usaha: Tidak punya pengalaman, uang yang direncanakan buka usaha hilang entah ke mana dan kehilangan kesempatan.

Kalau saya tidak memulai, saya akan selalu menghargai perasaan yang sama; “takut” jelas hal ini adalah penghambat.

4. Membangun Rapport yang Kuat

Membangun rapport atau hubungan yang baik dengan orang lain adalah kunci dalam personal branding. Teknik NLP seperti mirroring dan matching dapat membantu dalam proses ini. Dengan mencocokkan bahasa tubuh, intonasi suara, dan gaya komunikasi orang lain, individu dapat membangun hubungan yang lebih harmonis dan memudahkan komunikasi. Hal ini sangat penting dalam membangun jaringan profesional yang solid dan memengaruhi kesan pertama yang positif pada orang lain.

5. Menggunakan Teknik Visualisasi

Teknik visualisasi adalah metode lain dalam NLP yang dapat mendukung pengembangan personal branding. Dengan membayangkan pencapaian tujuan secara detail dan realistis, seseorang dapat memprogram pikiran bawah sadar untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut. Misalnya, sebelum menghadapi wawancara kerja, bayangkan diri sedang memberikan jawaban yang cerdas dan penuh percaya diri. Visualisasi yang sering dilakukan dapat meningkatkan kepercayaan diri dan mempersiapkan mental untuk situasi nyata.

6. Memantau dan Menilai Kemajuan

Setelah menerapkan teknik-teknik NLP, penting untuk memantau dan menilai kemajuan. Evaluasi secara berkala akan membantu dalam mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan memastikan bahwa teknik yang diterapkan efektif. Catat perubahan yang terjadi dalam personal branding dan sesuaikan strategi jika diperlukan. Dengan pemantauan yang rutin, individu dapat terus mengembangkan personal branding mereka sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Menggunakan teknik NLP dalam personal branding memberikan keuntungan dalam meningkatkan kemampuan komunikasi, kepercayaan diri, dan hubungan interpersonal. Bagi pemula, penerapan teknik-teknik ini secara konsisten dapat memberikan hasil yang signifikan dalam membangun citra profesional yang kuat. Jika ingin mempelajari Personal Branding, NLP, AI, dan SEO ikuti courses-nya di sini.

Jangan menunda kesempatan dan mari segera bergabung dan ambil courses-nya. Semoga sukses selalu.(*)

Visited 23 times, 1 visit(s) today