Usia muda adalah masanya seseorang merasakan hidup yang sebenarnya. Hasrat bersenang-senang menikmati hidup bergelora seperti kobaran api.
Namun, di sisi lain, kekhawatiran akan masa depan salah satunya, mengenai harapan memiliki rumah sendiri. Jelas, punya rumah sendiri adalah impian hampir setiap orang. Saat baru lulus lalu diterima kerja, impiannya pasti sudah terlintas saat dari nego gaji dengan HRD.
Namun tidak sedikit yang pesimistis bahwa saat berusia muda gak bakal dapat punya rumah sendiri. Bahkan ada juga yang sengaja cuek bebek lantaran berpikir bahwasanya kelak akan bakal dapat warisan orang tua.
Akhirnya hidupnya hanya diisi dengan senang-senang. Masa bodoh dengan penghematan. Begitu terjerat masalah keuangan, baru deh repot sendiri.
Mau minta warisan sekarang dari orang tua yang masih sehat walafiat? Entar dikutuk jadi batu, lho 🙂 .
Sesungguhnya, gak peduli usia, siapa pun dapat berinvestasi rumah ataupun tanah demi masa depan. Beli tanah ataupun rumah buat investasi saat usia muda pun dapat banget.
investasi saat usia muda
Udah cantik, punya rumah sendiri pula hehehe…
Bukan rahasia lagi, harga properti makin melambung dari tahun ke tahun. Kalau terus-terusan ditunda, malah gak kebeli tuh rumah idaman.
Makanya, usia muda malah menjadi usia emas bagi mereka yang hendak membeli properti. Sebab, usia mereka masih panjang untuk dapat mengambil tenor sampai maksimal 25 tahun.
Kalau usianya 35 tahun terus ambil tenor 25 tahun, umur 60 baru dapat beroleh sertifikat. Udah keburu pensiun, anak-anak udah nikah.
Agar dapat mengambil kredit pemilikan (KPR) tanah ataupun rumah saat berusia muda, tips berikut ini dapat dicoba:
1. Atur pengeluaran
KPR memerlukan pembayaran cicilan rutin tiap bulan. Kalau nunggak, siap-siap kena penalti sampai masuk blacklist BI (Bank Indonesia). Makanya, kita kudu hitung betul pengeluaran per bulan.
Rumus pengeluaran idealnya 30 persen atas total penghasilan guna bayar cicilan, 10 persen untuk proteksi asuransi, muda persen untuk tabungan plus investasi, dan 40 persen untuk kebutuhan rutin. Cicilan di sini mencakup semuanya, dari kendaraan, rumah, sampai panci dan wajan.
Siapa yang gak senang dilayani mbak yangg manis dan ramah
Misalnya pendapatan Rp 10 juta, berarti Rp 3 juta buat bayar semua cicilan, Rp 1 juta untuk premi asuransi jiwa, Rp 2 juta ditabung, dan Rp 4 juta untuk beli beras sampai bayar tagihan listrik. Dengan pengaturan ini, keuangan dapat lebih terpantau.
2. Patok target
Target di sini mencakup jenis hunian yang dibeli, di mana, dan berapa kisaran harganya. Setelah punya target, usaha kita untuk memupuk duit buat investasi rumah ataupun tanah bakal lebih terarah.
Tanpa target, bakal susah mengumpulkan rupiah demi rupiah. Sebab, gak ada petunjuk yang menuntun ke pembelian rumah tersebut. Yang penting nabung aja gitu. Pas rekening dilihat, lha kok gak cukup buat bayar persekot rumah yang kebetulan ditaksir.
Nah, kalau dirasa penghasilan gak cukup untuk segera punya rumah idaman, akali! Mungkin dapat dengan mencari kerja sampingan. Yang penting halal.
3. Optimistis sekaligus realistis
Berinvestasi haruslah optimistis, tapi mesti realistis juga. Jangan sampai pemasukan Rp 5 juta tapi berharap dapat langsung beli rumah di kawasan elite.
Sesuaikan kondisi finansial dengan kenyataan di lapangan. Inilah perlunya menghitung kemampuan finansial pribadi guna dicocokan dengan karakteristik rumah yang tersedia.
Cek kantong dulu bro, isi apa tongpes hehehe…
Bila dalam hitungan memang belum dapat menjangkau rumah di area strategis, gak perlu khawatir. Sekali lagi, properti adalah sarana investasi yang menjanjikan kenaikan nilai terus.
Jadi, gak ada salahnya memilih kredit rumah bersubsidi buat dijadikan investasi masa depan. Asalkan memenuhi syarat, dapat kok kita punya rumah hanya menggunakan DP 10 persen saja.
ataupun bila memang kurang mencukupi, beli tanah kavling saja dulu. Tanah juga termasuk properti kok. Namun, harganya lebih murah ketimbang rumah ataupunpun apartemen.
Beli rumah bekas juga dapat jadi pilihan. Soal nego lebih gampang karena yang dihadapi adalah individu pemilik rumah, bukan pengembang perumahan baru yang terikat birokrasi.
Yang penting, jangan sampai memaksakan kita membeli hunian di luar jangkauan keuangan. Usia bukanlah patokan untuk menentukan dapat-tidaknya orang membeli properti untuk investasi.
Jadi, beli rumah ataupun tanah buat investasi saat usia muda-an, oke saja. Lebih bagus malah, kan, gak perlu numpang orang tua/mertua kelak ketika sudah menikah.
Nah tunggu apalagi di Puri Permata Nirwana bro dan sis bisa wujudkan mimpi itu pumpung tinggal 6 unit.
ayo langsung hubungi marketing Puri Permata Nirwana
di no 082154741814