“Ilmu itu didapat dari lidah yang gemar bertanya dan akal yang suka berpikir”. (Abdullah bin Abbas)
Pernahkan kita mempertanyakan kualifikasi diri sendiri, atau melakukan review terhadap kemampuan diri sendiri? Jangan-jangan kita sudah merasa seperti superman yang bisa melakukan semuanya seorang diri. Jangan-jangan saat kita memposisikan diri menjadi single fighter karena kita tidak mau berbagi rezeki dan menandakan bahwa rezeki kita memang tidak cukup besar untuk dibagikan.
Bahkan seorang Christiano Ronaldo pun perlu pelatih, bahkan seorang Edmund Hillary Pun perlu seorang Sherpa Pemandu Gunung, bahkan dalam pemerintahan pun ada jabatan Penasihat Presiden. Sudahkah dalam bisnis kita ada partner yang selalu memberikan second opinion atau ada sosok reviewer yang selalu kita mintakan nasihatnya atau seorang mentor yang lebih sukses untuk dijadikan cermin dalam menjalankan usaha. Kalau belum, mulailah menemukannya karena dalam kehebatan kita ada celah ketidaksempurnaan yang mungkin suatu saat justru akan menjadi lubang kesalahan kita.
Partner bisnis tidak selalu orang yang memiliki saham dalam usaha kita atau orang yang sama-sama membangun usaha bersama kita. Bisa saja dia ada di luar lingkaran usaha kita, tapi punya kemampuan untuk digandeng membesarkan usaha kita dan punya kepedulian yang sama untuk membantu belajar dan bertumbuh. Tetapi idealnya memang partner juga punya kaitan hubungan langsung agar ada rasa memiliki yang sama terhadap usaha yang dijalankan
Saat kita belum pede mengembangkan usaha sendiri berkolaborasi adalah cara tercepat untuk segera mewujudkan rencana usaha, tapi seringkali orang terjebak dalam memilih partner usaha karena kedekatan pertemanan saja tidak cukup. Banyak orang yang hubungan pertemanan, hubungan saudara dan persahabatan hancur di tengah jalan karena gagal dalam mengelola bisnis bersama. Berdasarkan pengalaman pribadi, inilah 4 tips utama untuk memilih partner bisnis yang cukup sederhana untuk dijadikan patokan
- Samakan Frekuensi
Partner bisnis pada dasarnya adalah cerminan diri kita sendiri. Dalam kehidupan kita sehari-hari kita selalu dipertemukan dengan orang-orang yang memiliki frekuensi yang sama. Orang-orang baik akan dipertemukan dengan orang baik lagi. Kalau kita memimpikan partner bisnis yang baik, tentu kita pun harus punya niatan awal yang baik. Bergaul dalam komunitas yang baik dan kebaikan-kebaikan didekatkan kepada orang-orang yang memiliki frekuensi kebaikan.
- Stalking Track Record
Bahkan seorang teman lama sekalipun yang dulu kita kenal baik, seiring perjalanan waktu tidak ada jaminan bahwa saat ini masih menjadi orang yang sama dengan yang kita kenal dulu. Sekarang adalah zaman keberlimpahan informasi, di mana banyak tools yang bisa kita gunakan untuk melihat track record seseorang. Dunia maya begitu baiknya menghadirkan berjuta informasi tentang dunia nyata, bahkan orang yang mau menghapus dirinya sendiri begitu sulit karena mungkin yang menghadirkan sosok kita adalah justru orang lain, jejak digital memang kejam ya? Hehehe. Lakukan tabayyun alias check and recheck, karena mungkin saja ada hal-hal yang tidak kita ketahui dari pasangan bisnis kita
- Start from Simple Thing
Guru saya pernah bilang bahwa karakter seseorang akan terlihat kalau dilibatkan dalam tiga hal yaitu perjalanan jauh, utang piutang dan urusan bisnis. Walaupun kita sudah melakukan berbagai upaya untuk mengenal calon partner bisnis kita, tapi cobalah mulai dari hal-hal kecil dahulu. Berikan kepercayaan secara bertahap karena tetap saja waktulah yang akan menjadi hakim menilai karakter seseorang.
- Gunakan Tombol On Off
Nah, kalau tadi kita menjadi subjek yang mengukur karakter pasangan bisnis kita dalam waktu yang sama kita pun menjadi objek dari penilaian karakter yang bersangkutan. Artinya dalam membangun hubungan bisnis dan hubungan mitra ada kata ‘saling’ yang harus kita dahulukan. Ego dari keduanya harus disinergikan adakalanya kita harus mengalah, tapi ada saatnya juga kita harus lebih superior. Membangun chemistry dan kepercayaan. Partner yang baik bukan partner yang tak pernah beradu argumen atau tidak pernah ‘bertengkar’, tapi justru partner yang baik adalah yang selalu mengemukakan pendapat walau harus tabrakan tapi selalu di ujungnya keperpihakan terhadap kebersamaan.
- Cari Perbedaan untuk Saling Memperkaya
Untuk urusan bisnis tidak selama yang sama itu indah, malah akan jadi bumerang bagi usaha kita. Kalau kita memilih partner usaha dengan latar belakang pendidikan sama, keahlian sama, bakat sama dan segudang persamaan lainnya, apa jadinya ketika dihadapkan dengan kondisi permasalahan yang menuntut di luar bidang kita. Carilah partner bisnis yang bisa saling memperkaya minimal 4 hal dalam unsur bisnis yaitu Finansial, Marketing, Operasional dan Human Capital, ada yang bertanggung jawab dan kompeten mengurusnya.
Banyak juga tips-tips lain yang disampaikan oleh rekan-rekan pengusaha lainnya, karena bisnis itu sangat personal. Pengalaman tiap orang tentulah berbeda-beda dalam menemukan pasangan bisnisnya. Intinya apapun cara yang kita tempuh niatkan dalam koridor kebaikan dan selalu jadikan untuk sarana belajar. Salam Sukses Mulia Dunia Akhirat.