Kemajuan digitalisasi yang ditandai dengan maraknya perusahaan-perusahaan berbasis teknologi, mau tidak mau juga akan menyentuh industri properti. Revolusi digital bisnis properti telah terjadi, tidak hanya dimulai dari situs-situs pencarian rumah saja, media sosial pun sudah mulai digerakkan untuk pemasaran properti.
Teknologi telah membuat proses atas bisnis properti menjadi lebih efisien dan ekonomis. Agar sektor properti mengalami peningkatan, maka harus berevolusi. Salah satunya adalah dengan menggunakan Proptech (Property Technology) dari Prime System. Prime System sendiri merupakan salah satu gagasan di era digital khusus dari para pelaku yang berkecimpung di sektor properti.
“Harapan kedepannya dapat memberikan peningkatan kinerja para agen properti jika dibandingkan saat menggunakan metode lama,”
Prime system merupakan pelopor desain 3D dan interaktif online booking yang menjadi sales management system bagi kantor properti masa kini. Saat ini Prime System memiliki klien lebih dari 300 kantor agen properti mencakup 20.000 agen properti yang mayoritas berada di Pulau Jawa. Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada klien, perusahaan tengah bersiap melebarkan sayap hingga ke beberapa kota besar di Indonesia.
Kondisi tersebut menandakan akan keunggulan Prime System pada networking yang dimiliki yang hingga kini sudah bekerja sama dengan tujuh Bank dan sembilan Media, serta empat asosiasi properti.
Berbicara tentang bisnis, di Indonesia memiliki SDM yang sangat melimpah, namun sampai detik ini masih kalah dalam bersaing dengan para investor luar, sehingga negara hanya menjadi target market dan bukan menjadi pengembang.
Dilansir dari seasia.co, Indonesia diramalkan menjadi salah satu negara dengan ekonomi terkuat pada tahun 2030 dan berada pada urutan ke 5 berdasarkan laporan yang diterbitkan PricewaterhouseCoopers. Tentang proyeksi dari Gross National Product (GDP) at Purchasing Power Parity (PPP). Jadi, sangat mungkin harapan Robert untuk Indonesia menjadi leader sekaligus Negara maju.