Hari Minggu siang kemarin penulis lewat di Jalan Tamansiswa Yogyakarta. Terjadi sedikit kemacetan karena ada sebuah mobil sedang melintas keluar dari tempat parkir sebuah warung. Penasaran, penulis mampir di warung tersebut, “Apa yang membuat warung ini ramai pembeli?”
Penulis pun masuk dan memesan menu makanan yang ditawarkan. Sambil bersabar menunggu giliran, penulis mengamati warung. Melihat menu makanan di dinding sepertinya biasa saja. Jenis makanannya sering dijual menggunakan gerobak keliling dari kampung ke kampung. Penulis teringat sebuah buku yang ditulis oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur (2013). Buku berjudul Business Model Generation tersebut berbicara tentang proposisi nilai (value propositions).
Proposisi nilai dapat dipenuhi dengan: Pertama, adanya sifat baru produk; kedua, kinerja pelayanan; ketiga, menyesuaikan produk atau jasa disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan; keempat, desain produk; kelima, merek produk, memudahkan pelanggan untuk menemukan produk; keenam, harga, yakni dengan harga yang lebih rendah dengan nilai yang sama memberikan daya tarik pelanggan; ketujuh, pengurangan biaya bagi pelanggan; kedelapan, kenyamanan. Jadi benar dan pantas kalau warung ini ramai pembeli karena faktor-faktor tersebut. Anda penasaran? Menu apa sebenarnya? Ingin tahu?
Bakso Rusuk! Ya benar, semangkok bakso. Bagi sebagian orang, bakso merupakan makanan favorit yang biasa, tetapi kalau pembelinya sampai antri dan menunggu giliran lebih dari lima belas menit untuk mendapatkan menu satu mangkok bakso, itu baru luar biasa. Menu bakso memberikan berbagai macam ide bisnis baru untuk ditawarkan kepada pecinta bola daging. Dengan menekankan sifat baru kepada proposisi nilai sebuah produk, maka bakso akan memberikan daya tarik tersendiri bagi pecinta bola daging dan yang terpenting adalah ide bisnis baru.
Bakso adalah makanan favorit yang masih bisa dikembangkan menjadi berbagai macam variasi pilihan dan kombinasi yang menggugah selera makan pecinta bola daging. Tapi sayang penulis kemarin memesan menu makanan yang bukan menu spesial warung bakso tersebut. Jadi? Bisa kembali mencoba menu spesial warung bakso tersebut kapan-kapan. Siapa ikut?
Susatyo Herlambang, SE, MM
Dosen @STIEBBANK