Apa yang anda ingat saat mendengar suara penyanyi kondang Iwan Fals yang seperti ini “bongkar kebiasaan lama orang Indonesia?”. Atau apa yang anda ingat saat melihat komedian Komeng mengendarai sebuah sepeda motor? Atau juga, apa yang anda rasakan saat sebuah iklan menayangkan bagaimana sensasi kenikmatan yang dialami seseorang yang menyelam ke dalam air lalu menenggak minuman dalam sebuah botol berwarna hijau? Ya, anda benar, dan hampir sebagian masyarakat Indonesia pun mengalami hal yang sama.
Apa yang ada dalam ingatan kita saat telinga mendengar suara Iwan Fals seperti tersebut di atas adalah nama sebuah merk produk kopi. Demikian pula pikiran kita akan langsung ingat merek sebuah sepeda motor pada saat mata melihat Komeng mengendarai sebuah sepeda motor. Dan tentu saja, pikiran kita langsung mengingat nama sebuah merek produk minuman softdrink saat penyelam itu merasakan sensasi minuman yang ditenggaknya. Semua yang keluar dari pikiran kita secara otomatis tanpa berpikir kritis terlebih dahulu adalah hasil informasi yang diberikan oleh pikiran bawah sadar kita yang disampaikan melalui indera pendengaran, penglihatan, dan perasa.
Ketiga contoh tersebut hanya sebagian kecil dari bukti bagaimana bahasa iklan yang digunakan oleh para produsen sangat efektif mempengaruhi konsumen sehingga pikiran mereka akan langsung mengingat dengan sangat cepat apa nama produk iklan yang mereka dengar, lihat, atau rasakan. Itulah bahasa iklan yang hipnotik. Para produsen mampu menghipnosis para konsumen tanpa perlu menggunakan prosesi atau ritual yang selama ini kita saksikan di televisi bagaimana para ahli hipnosis atau hipnoterapi melakukan hipnosis terhadap salah seorang penonton televisi. Proses hipnosis dalam bahasa iklan tidak akan menjadi bahan perdebatan karena memang para konsumen tidak merasa dihipnosis oleh para produsen yang memasang iklan mereka.
Itulah keunggulan iklan yang diramu dengan bahasa hipnosis, baik dengan bahasa visual (penglihatan), bahasa auditori (pendengaran), ataupun bahasa kinestetik (perasaan). Hanya dengan bahasa sederhana, tetapi dilakukan berulang-ulang. ternyata menjadi sangat efektif dan menancap dalam dalam benak konsumen. Kalau mereka bisa melakukan iklan berbahasa hipnosis seperti itu, maka anda juga pasti bisa kan?
Oleh Sungkono
Penggiat NLP dan Dosen Tetap STIEBBANK