Risiko dalam usaha tentu saja selalu ada, bahkan dalam usaha paling aman sekalipun, dan seringkali risiko usaha berbanding lurus dengan potensi pendapatan. Risiko bukan untuk dihindari karena satu paket dengan kesempatan mendapatkan keuntungan, tapi risiko harus disiasati. Apalagi usaha kecil potensi risikonya sangat beragam, hanya dengan meng-upgrade pengetahuan dan skill, maka kita sudah melakukan salah satu langkah penting untuk mengelola risiko.
Kalau dalam skala usaha menengah risiko lebih banyak ke sistem kerja karena rata-rata perusahaan besar sudah berkembang kesulitan dalam sistemasi usahanya yang sudah berkembang. Nah, untuk UKM biasanya risiko terbesar justru ada di mentalitas owner-nya. Mental pengusaha masih belum terbentuk, dan usaha pun masih tradisional sehingga kedisiplinan diri adalah kunci utamanya. Terutama disiplin dalam menaikkan kapasitas kemampuan bisnisnya.
Secara ilmu manajemen risiko, risiko sendiri dibagi menjadi dua bagian utama. Yaitu risiko murni dan risiko spekulatif. Risiko murni adalah risiko yang sifatnya tidak terkontrol misalnya kebakaran, gempa bumi, musibah perampokan, kecelakaan kerja, dll. Ini adalah risiko yang di luar kendali kita yang bisa kita lakukan hanyalah preventif terhadap akibat yang bisa ditimbulkan apabila terjadi. Sedangkan risiko kedua adalah risiko spekulatif. risiko ini masih bisa dikontrol misalnya risiko pasar, risiko kenaikan harga bahan baku, risiko barang cacat, dll. risiko yang kedua ini bisa diminalisir dengan cara terus memperbaiki kapasitas keilmuan kita berkaitan dengan bidang usaha yang kita jalankan.
Secara teknis usaha sendiri, risiko ada beberapa macam misalnya risiko produksi, risiko pemasaran, risiko sumber daya manusia, risiko finansial, risiko lingkungan, risiko teknologi, dan risiko-risiko lainnya. Dan yang lebih penting dari apapun pendekatan jenis risiko yang kita tahu adalah bagaimana solusinya agar kita mampu mengelola risiko yang timbul.
Berdasarkan ilmu manajemen risiko yang umum dipelajari oleh para praktisi ilmu risk management ada 4 langkah yang bisa kita lakukan agar risiko bisa kita kelola dengan baik yaitu,
1. Identifikasi risiko
Coba lakukan identifikasi dengan cara menginventarisir kira-kira risiko apa saja yang bisa timbul dari usaha yang kita jalankan. Daftar risiko yang sudah kita buat lakukan dengan seobjektif mungkin sehingga semua jenis risiko bisa kita identifikasi sekecil apapun risiko itu masukan dalam daftar risiko.
2. Ranking Dampak risiko
Setelah dilakukan inventarisasi risiko, urutkan daftar risiko tersebut dari mulai yang memiliki dampak paling buruk terhadap usaha kita. Dampak terburuk dalam hal ini tentu saja dampak finansialnya.
3. Kontrol risiko
Daftar risiko yang sudah diurutkan tersebut kemudian lakukan identifikasi lebih mendalam untuk menindaklanjuti cara merespon masing-masing risiko, apakah perlu dihindari, dikurangi, dipindahkan risikonya atau diterima sebagai risiko normal. Kalau dari list banyak sekali risiko yang perlu dihindari saran saya kita tidak usah memaksakan jenis usaha tersebut mungkin kita harus lapang dada mengubah jenis usaha kita. Jadi, buat apa kita menyerahkan nyawa ke harimau yang lapar sementara masih ada binatang lain yang lebih jinak yang bisa kita buru ya.
4. Review Berkala
Setelah selesai jangan lupa untuk selalu me-review dengan melakukan 3 langkah di atas secara berkala. Kadang banyak juga risiko yang sifatnya tidak permanan karena perubahan teknologi, perubahan pasar, perubahan daya beli, perubahan kebijakan, dll akan membuat risiko juga berubah-ubah perlakuannya.
Nah, semoga ilmu dasar manajemen risiko ini bisa kita terapkan dalam bisnis kita masing-masing. Keberhasilan melakukan perencanaan bisnis adalah langkah awal menuju keberhasilan membangun bisnis. Semoga kita selalu diberikan kemampuan dan kemauan untuk senantiasa belajar meningkatkan kapasitas diri kita. Aamiin.