Kata dan Kalimat Pantang Dalam Berjualan

Sejumlah kata dan kalimat dapat berefek negatif. Jika kata atau kalimat ini dilontarkan seorang tenaga penjual, maka kemungkinan besar akan mendapat respon negatif dari calon konsumen. Paling tidak, persepsi konsumen terhadap apa yang disampaikan tidaklah sesuai dengan harapan. Nah, kata atau kalimat apa saja yang pantang diucapkan seorang tenaga penjual terhadap calon konsumen? 

1. Sementara …

Kata yang satu ini di bidang lain tidak bermasalah. Namun di dunia marketing, sebaiknya tenaga penjual menghindari kata ini. Misal, seorang calon klien menanyakan tentang kondisi perumahan, apakah banjir atau tidak? Dan faktanya kondisi perumahan yang kita tawarkan memang rawan banjir dan daerah sekitarnya biasa digenangi banjir. Apa yang sebaiknya kita jawab? Hal yang salah jika kita menjawab, “Sementara tidak banjir!” Jika kita menjawab sementara, ini berarti ada kemungkinan perumahan tersebut terkena banjir. Sebaliknya dengan jawaban ‘saat ini’, kita mengatakan suatu fakta bahwa perumahan tersebut memang tidak banjir saat kita menjualnya dan di kemudian hari kita tidak mengetahui apakah akan banjir atau tidak.

2. Mungkin … Barangkali …

Pilihan kata ini juga sering terlontar dari para tenaga penjual. Bahkan kata yang satu ini menjadi kata favorit. Setiap kali mendapat pertanyaan yang membingungkan dari konsumen, jawaban seorang tenaga penjual selalu ‘mungkin’. Alasannya, agar mereka aman karena kata mungkin bermakna ganda, mungkin ya, mungkin tidak. Padahal ini sesuatu kekeliruan besar! Hindari kata mungkin dan mengganti dengan kata yang bermakna lebih positif, misalnya sepengetahuan saya, setahu saya dan lain sebagainya yang sejenis.

3. Siapa tahu …

Ini merupakah salah satu frasa (gabungan dua kata atau lebih) yang bermakna berandai-andai. Guys, dunia marketing adalah dunia yang pasti bukanlah dunia khayalan. Jika kita suka berandai-andai, tempat kita bukanlah di bidang ini. Misal, ketika menawarkan sebuah produk, seorang tenaga penjual mengatakan, “Siapa tahu tahun depan nilai produk ini meningkat, pasti menguntungkan buat bapak/ibu!” Ini merupakan sebuah iming-iming yang sama sekali tidak pasti, hanyalah pengandaian belaka. Sebaiknya mengganti kata tersebut dengan kata yang lebih bernilai dan layak dipercaya, seperti “Berdasarkan pengalaman yang lalu-lalu…” atau “Berdasarkan catatan kami…”. Kalimat pengandaian lainnya yang harus dihindari adalah ‘barangkali’, ‘kalau-kalau’ dan banyak kalimat lainnya yang setipe.

4. Jadi beli atau tidak?

Kalimat tersebut merupakan kalimat tanya yang tampak wajar bagi seorang tenaga penjual. Namun sesungguhnya, kalimat semacam ini adalah kalimat yang menyesatkan dan keliru serta akan menghasilkan kekecewaan bagi kita. Apa jawaban yang akan muncul dari pertanyaan tersebut? Hanya ada dua kemungkinan, jadi atau tidak jadi. Oleh karena itu, agar kita mendapat jawaban yang lebih pasti, berikan pertanyaan yang pasti-pasti saja. Buatlah suatu pertanyaan yang membuat konsumen seolah-olah sudah membeli, misalkan dengan bertanya, “Bapak membeli yang merah atau yang biru?” Dari pertanyaan tersebut ada dua kemungkinan jawaban, merah atau biru. Namun kedua jawaban tersebut mencerminkan konsumen sudah pasti membeli. Pertanyaan semacam ini juga berlaku ketika akan membuat janji bertemu dengan klien. Pertanyaannya bukan bersedia atau tidak melainkan telah memastikan tempat dan waktu bertemu.

5. Barang sisa

Hati-hati menyebut kata ‘barang sisa’ atau ‘sisa barang’. Secara rasional tidak ada seorang pun yang bersedia membeli barang sisa. Namun kita sering menyebut stok yang ada sebagai ‘stok sisa’ atau ‘sisa stok’ ketika menjawab pertanyaan pelanggan. Misal, sebuah promo sudah berlangsung sebulan yang lalu kemudian seorang pelanggan menanyakan apakah produk promo masih ada. Seorang tenaga penjual lalu menjawab, “Oh, masih ada satu unit lagi sisa promo kemarin.” Sisa? Siapa yang menginginkan barang sisa? Jawaban seharusnya adalah ‘persediaan masih ada’.

Nah, sudah siapkah menjaring konsumen dengan kata atau kalimat yang berefek positif? Tentu harus siap. Dunia marketing adalah dunia yang dinamis dengan persaingan yang ketat nan unik. Bekali diri kita dengan kata-kata yang terbaik untuk menghasilkan angka penjualan yang fantastis.

(Disarikan dari narasumber: Thomas Saptadi, GRSM West IV PT.Mayora Tbk)

Visited 4 times, 1 visit(s) today