Formula Klasik Keajaiban

“Pak Putu, saya sebenarnya ingin bersahabat ke dia. Jangan musuhan terus kayak gini. Tapi kok malah kejadiannya akur bentar, berantem lagi, gitu aja, berulang-ulang… Kok bisa ya, Pak?”

“Pak, kok saya sering mendapatkan sesuatu yang berkebalikan dengan apa yang saya inginkan ya? Saat saya sangat berharap toko saya ramai, eh jadinya sepi. Saat saya sudah pasrah saja, eh malah ramai. Kenapa ya, Pak?”

Itu adalah beberapa pertanyaan klien yang kerap diajukan dalam berbagai sesi mentoring atau coaching yang saya lakukan. Apakah anda juga pernah inginkan kebahagian tapi yang datang adalah kesialan? Atau apakah anda pernah sangat berharap dapat senyuman dan kasih sayang namun akhirnya malah yang diperoleh adalah wajah cemberut, terkadang disertai dengan omelan?

Jika anda pernah mengalami hal serupa, anda tidak sedang sendirian. Banyak orang mengalami hal-hal serupa. Itu adalah formula klasik dari cara bekerja otak manusia, yaitu kita menarik hal-hal yang kita pikirkan secara intensif, berulang-ulang, disertai dengan keterlibatan emosi yang intens semisal perasaan kesal, khawatir, takut, marah, atau yang lainnya.

Ketika kita ingin toko ramai, dagangan laku, tapi pikiran dipenuhi dengan kekhawatiran tidak mendapatkan uang, padahal tagihan sedang menumpuk, misalnya, jangan salahkan jika yang menjadi realitas adalah toko jadi sepi. Loh kok? Kan saya berharapnya toko ramai, Pak Putu?

Yess!! Anda mesti pahami cara kerja pikiran. Ada yang disebut sebagai pikiran sadar, bawah sadar, dan super sadar. Pikiran sadar dalam kasus di atas adalah menginginkan toko ramai, dagangan laku. Namun emosi anda terlibat pada kekhawatiran, ketakutan, yang dipikirkan secara intens, larut, dan mungkin terjadi secara otomatis.

Pikiran sadar cenderung tidak melibatkan emosinal yang dalam. Sebaliknya otak sadar melibatkan sisi-sisi rasional kita, sisi logika kita. Berapa persen kekuatannya? Berdasarkan berbagai riset, kekuatannya hanya sekitar 12%.

Sementara, kekuatan terbesar sekitar 88% ada pada otomatisasi pikiran, yaitu di pikiran bawah sadar. Apa yang tertanam dalam sebagai sebuah keyakinan, nilai-nilai, menjadi blue print, yang terkadang sudah menempel sejak kita masih kanak-kanak dalam kehidupan kita.

Yang happy makin happy, yang jutek makin jutek, yang sial makin sial…

Kok bisa begitu? Karena program dalam pikiran yang membuat happy atau jutek yang pertama, masih sama dengan program pikiran yang kedua, ketiga, kelima, ketujuh dan seterusnya.
Persis seperti kalkulator, yang jika anda hitung 5 x 7 hasilnya 35, jika anda buat 5 x 8 hasilnya 40. Yah, sampai kapan pun selagi kalkulator ini masih normal programnya, hasilnya akan sama. Demikianlah program dalam pikiran bawah sadar kita bekerja.

Jadi jika selama ini program-program di pikiran bawah sadar kita inilah yang mengotomatisasi menjadi formula keajaiban, yang merealisasikan hal-hal yang terjadi dalam hidup kita.

Ingin hidup berubah? Ubah programnya, ubah formula keajaiban dalam hidup anda. Mau?

Visited 6 times, 1 visit(s) today

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *