Dukungan Modal Keluarga

Salam Hebat Pak Putu,

Saya Ardi dari Magelang. Saat ini saya kerja di koperasi dan kuliah di STIEBBANK. Pertanyaan saya, saya ingin memulai usaha sendiri, dan kebetulan istri juga mendukung, tetapi untuk mendapat dukungan dari keluarga sangat sulit sekali, bahkan ketika kami menceritakan keinginan kami untuk mulai usaha, mereka malah menasihati untuk fokus kuliah dulu. Nanti kalau sudah lulus mendapat ijazah untuk bekerja, nanti kalau sudah dapat modal baru usaha. Nah bagaimana cara kami untuk meyakinkan keluarga (termasuk dukungan modal) yg memiliki mindset seperti itu?

Dear Mas Ardi yang terus mengHEBAT,

Saya sebut terus mengHEBAT karena sudah bekerja memutuskan meningkatkan kapasitas diri dengan kuliah lagi, dan masih terus memacu diri dengan mimpi memiliki usaha sendiri.

Setiap apa pun yang kita kerjakan pastilah akan menuntut fokus dan konsentrasi waktu. Kita ingin perbaikan kondisi finansial, lalu mengerjakan semua hal yang kita mau yang bisa merusak fokus sesuatu yang menjadi sumber penghasilan utama kita. Itulah yang mungkin menjadi kekhawatiran keluarga. Takut burung yang di tangan terlepas, burung yang di pohon pun terbang. Kata kuncinya, ketika kita mengembangkan diri, manajemen prioritas (kadang-kadang orang menyebutnya manajemen waktu, walau saya kurang setuju dengan istilah itu), adalah kunci keberhasilan seseorang.

Manajemen prioritas ini yang membedakan mereka   yang menghasilkan lebih banyak setiap bulannya dibandingkan orang lain. Seseorang yang menghasilkan Rp 100 juta per bulan dengan yang menghasilkan Rp 1 juta per bulan, bedanya pada manajemen prioritas mereka.

Zig Ziglar menasihati, fokuslah pada 20% pekerjaan yang menghasilkan 80%. Nasihat ini diberikan oleh Alfredo Pareto, bahwa biasanya hanya 20% orang yang menghasilkan 80% produktivitas.

Prinsip ini saya gunakan dalam semua bisnis saya. Memimpin 7 perusahaan sekaligus tentu tidak mudah. Nah,  di sini lah hukum pareto sangat membantu saya untuk fokus pada 20% orang atau anggota tim yang memberi 80% kontribusi pendapatan.

Kembali kepada Mas Ardi, sudahkah anda menata waktu anda? Sudahkah anda menentukan mana yang 20% menghasilkan 80%? Carilah bisnis yang bisa dikerjakan dan fleksibel secara waktu, misalnya dengan menjadi penulis, blogger, online shop, dll. Yang… jika gagal pun tidak berisiko besar, tetapi kalau berhasil bisa menghasilkan besar. Kalau berkorban 20%, kalau menghasilkan 80%, gagal 3x sukses 1x, anda masih beruntung, bukan?

Selamat mencoba dan teruslah mengHEBAT Mas Ardi…

Visited 4 times, 1 visit(s) today

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *