Cara Memulai Bisnis Properti

Anda pasti tahu, sebelum sah terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) menggantikan Barack Obama, Donald Trump adalah raja property di sana. “Properti adalah bisnis yang tangibel, menarik, artistik dari sudut pandang saya. Dan saya sangat menyukai bisnis properti,” tulisnya dalam buku “In Trump : The Art of the Deal.”

Tak hanya Trump, banyak orang dari berbagai latar belakang menyukai investasi dan bisnis properti. Trump adalah salah satu bukti bagaimana di bidang properti telah memberikan banyak hal dalam kehidupan. Menyitir pendapat Trump di atas, bisnis properti setidaknya menjanjikan tiga kelebihan dibanding bisnis lainnya ; tangible, solid dan artistic.

Disebut bisnis tangible karena properti masuk dalam golongan aset nyata (real assets). Aset real adalah jenis aset yang dapat dijadikan agunan dan dapat dijadikan aset dasar (underlying assets).

Bayangkan saja, untuk mendapatkan keuntungan pemillik properti tidak perlu menjual asetnya. Daya ungkit bisnis ini juga termasuk besar, terlebih jika properti tersebut memiliki banyak nilai tambah. Seperti kemudahan akses, terletak di kawasan perputaran ekonomi dan semacamnya.

Secara keuangan, properti juga disebut sebagai investasi yang solid karena keuntungan dari bisnisnya bisa datang dari banyak penjuru. Dari kenaikan harga (apresiasi harga), depresiasi harga (penyusutan nilai buku) dan penghasilan arus kas (cash flow).

Saat ini, kebanyakan investor properti hanya memanfaatkan satu keuntungan, yaitu membeli tanah, dibangun dan dijual. Mereka hanya berharap dari kenaikan harga properti dan tanah.

Padahal ada banyak sumber keuntungan yang bisa digali lebih dalam. Misalnya dengan menggali potensi dari bisnis sewa properti yang Anda miliki. Kelebihan terakhir yang disebut Trump adalah beautiful yang bernilai artistic.

Nah kalau ini terdengar “Trump sekali”. Trump adalah jago negosiasi tingkat tinggi. Maka tidak heran jika ia sangat menikmati proses seni dalam bisnis properti. Mulai dari seni mencari properti, bernegosiasi dengan pemilik properti, calon penyewa, dan pihak perbankan.

Bahkan juga seni untuk mendanai proyek-proyek properti. Termasuk juga adalah seni untuk memberikan nilai tambah pada properti dan menghasilkan faktor penggali dalam bisnis properti.

Pendapat Trump tampaknya juga berlaku di Indonesia. Di sini bisnis properti juga sering dipandang menggiurkan. Potensi keuntungannya dianggap besar dengan risiko kerugian yang relatif kecil.

Peluang pasarnya juga menjanjikan karena kebutuhan tempat tinggal tidak pernah berkurang. Istilahnya, sektor ini akan terus dibutuhkan manusia dan tidak akan pernah mati. Bahkan, bukan hanya menjadi tempat tinggal, properti juga selalu terhubung pada kebutuhan sekunder dan tersier manusia.

Selain itu bisnis ini juga terbuka untuk dilakukan siapapun dan bisa dimulai dengan modal minimal atau bahkan tanpa modal. Terbuka karena pada dasarnya orang yang sudah memiliki properti dalam bentuk apapun, sudah bisa menjadi pelaku dalam bisnis ini.

Sayangnya tidak banyak orang yang berani serius dalam bisnis ini. Tidak sedikit orang berpendapat bahwa bisnis ini penuh tantangan dan sulit dijalankan karena nilai asetnya yang tinggi.

Bagi para pemilik modal besar, menjalankan bisnis properti mungkin tidak sulilt. Tinggal membeli sebidang tanah dengan topografi dan posisi yang strategi, urus perizinan, dirikan bangunan perumahan di sana dan pasarkan. Selesai sudah. Namun selalu ada cara sukses bagi pemula.

Bisnis Properti Selalu Terhubung Dengan Sektor Bisnis Lainnya

Berbeda dalam prinsip manajemen, bisnis properti tidak mengenal istilah semakin tinggi keuntungan, akan semakin tinggi pula risiko yang ditanggung. Bisnis properti adalah salah satu cara mudah mendapatkan keuntungan besar dengan modal seimbang.

Jangan terpaku pada pikiran bahwa bisnis properti butuh modal besar karena tingginya aset yang tinggi. Anda mungkin tidak percaya, di kawasan Jogja Solo, ada beberapa pengembang properti yang memutar bisnisnya dengan modal di bawah Rp 100 juta.

Kuncinya hanya dua :
– Anda memiliki pelanggan
– Mampu mengoptimalkan pelayanan di dalamnya.

Namun sebelum mulai menggeluti bisnis properti, alangkah baiknya Anda mengetahui bahwa sektor ini berhubungan dengan banyak sektor bisnis lain atau profesi yang berbeda. Baik di sektor formal maupun non formal.

Sektor formal diwakili pejabat atau staf instansi pemerintahan. Beberapa instansi terkait adalah Kementrian Agraria dan Tata Ruang yang diwakili Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kementrian Lingkungan Hidup, Kementrian Pemukiman Prasarana Wilayah, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Juga Pemerintah Daerah (Pemda), Bappeda, pihak Kecamatan, Kelurahan atau Desa, dan lain-lain.

Sedangkan sektor non formal diwakili para pekerja yang terlibat dalam proyek bisnis properti tersebut. Sebutlah posisi-posisi seperti tukang, mandor, petugas keamanan, petugas kebersihan, supplier material, tenaga pemasar tradisional, event organizer, penduduk setempat, organisasi kemasyarakatan, pedagang di sekitar proyek, dan masih banyak lagi.

Di samping itu, sektor properti juga melibatkan banyak sektor bisnis lain, termasuk para professional. Seperti Notaris /PPAT, appraisal alias penilai, arsitek, konsultan, insinyur sipil, asuransi, perbankan, surveyor, kontraktor, agen atau broker property, desain grafis, konsultan marketing, dan manajer properti.

Sedangkan sektor formal melibatkan berbagai instansi pemerintahan, seperti Kementerian Agraria dan Tata Ruang yang diwakilkan Badan Pertanahan Nasional alias BPN, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Daerah (Pemda), Bappeda, kecamatan, kelurahan atau desa, dan lain-lain.

Jika anda berminat Mempelajari Bisnis Properti Anda bisa membeli Buku Dahsyat ini

8 Kecerdasan Bisnis Properti

Anda bisa menghubungi kami di no WA: 081578397777. pasti akan segera dibalas!

source: liputan6.com/bisnis/read/3146675/3-cara-mudah-memulai-bisnis-properti

Visited 5 times, 1 visit(s) today