Bisnis tak bisa lepas dari brand. Nah, mari bicara tentang brand.
Sehari-hari pasti kita menemui teman. Betapa bahagianya jika kita punya banyak teman. Betapa bahagianya jika pertemanan itu tulus. Dalam bukunya, Brandmate, Amalia E. Maulana mengatakan bahwa brand adalah sebuah analogi pertemanan. Mengurus brandsama dengan mengurus pertemanan. Brand sukses adalah yang diterima oleh konsumennya, diminati, dan menjadi teman sejati. Intinya adalah relasional.
Kesuksesan brand tidak diukur dari berapa banyak konsumennya dan angka penjualan yang telah diraih. Seperti halnya manusia, kesuksesannya bukan diukur dari banyaknya teman. Kesuksesan angka penjualan adalah kesuksesan transaksional. Relasionalnya apakah sukses? Belum tentu. Sekali bergaul punya banyak teman, apakah dia akan disukai teman-temannya? Belum tentu juga. Mari dicermati, di saat transaksi yang terjadi adalah perekrutan teman. Brand menjaring konsumen sebanyak mungkin. Jadi, sama dengan saat kita mencari teman.
Pertemanan bukanlah tercipta hanya dalam sekali pertemuan, atau bahkan dari kesan pertama. Butuh beberapa proses untuk menjadi seorang teman. Pertama, tahap perkenalan. Kedua, pemahaman, ketiga, tahap menyukai. Keempat, tahap ketertarikan secara emosi. Seorang teman adalah yang bisa hadir di saat senang dan susah. Teman akan memberitakan kebaikan temannya, teman akan meredam hal-hal negatif yang akan menyebar. Berarti, kalau kita sudah bisa berteman dengan sehat maka teman baru pun akan datang silih berganti. Semuanya akan menjadi teman kita. Wow! Bisa dibayangkan jika konsep pertemanan ini diadopsikan dalam bisnis kita. Salam.