Tentu kita sudah sering mendengar bahwa 80% bisnis baru akan mati di tahun pertama. Salah satu hal yang menjadi penyebab utama kegagalan tersebut ialah karena bisnis tersebut tidak mencapai titik BEP, merugi dan akhirnya bangkrut.
Membuka bisnis mungkin bisa Anda lakukan dengan modal nekad, tapi mengelolanya kita harus tahu ilmu dan cara prakteknya. Untuk membangun sebuah kerajaan bisnis, Anda harus memperkuat 4 pilar bisnis, salah satunya ialah paham finansial.
Bisnis selalu berbicara tentang angka, berapa yang kita keluarkan dan berapa angka yang kita dapatkan. Dan salah satu hal yang krusial sebelum bisnis bisa mendapatkan laba ialah mencapai titik BEP. Break Event Point (BEP) secara definisi ialah titik dimana perusahaan tidak untung namun juga tidak dikatakan rugi alias impas. Sederhananya BEP adalah kondisi dimana PENDAPATAN=BIAYA.
Misalkan jika seorang pengusaha komputer mengeluarkan total biaya tetap dan variabel senilai 100 juta/bulan sementara harga jual dari 1 unit komputer ialah 1juta, maka untuk mencapai titik impas atau BEP ia minimal harus menjual 100 unit komputer.
BEP berbeda dengan balik modal. BEP lebih kepada kondisi dimana pendapatan yang diterima perusahaan baru mampu membayar keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk operasional bisnis. Sementara balik modal atau dalam akutansi disebut Pay Back Periode ialah kondisi dimana perusahaan sudah mampu mendapatkan KEUNTUNGAN BERSIH yang kemudian digunakan untuk mengembalikan modal awal yang diinvestasikan ke bisnis tersebut. Jika BEP dinyatakan dalam satuan unit dan atau rupiah maka Pay Back Periode dinyatakan dalam satuan waktu.
Misalkan kita mengeluarkan modal/investasi awal sebesar 100juta dan KEUNTUNGAN BERSIH perbulan 10juta maka kita akan menerima balik modal dalam waktu 10 bulan. Dan dibulan ke sebelas barulah kita akan menikmati keuntungan bersih dari bisnis yang kita jalankan.
Kemajuan sebuah usaha terkadang naik turun, begitupun laba yang didapat oleh perusahaan. Sehingga bisa dikatakan baik itu titik BEP ataupun balik modal bisa berubah-ubah secara hitungan waktu. Dalam ilmu akutansi dan praktik di lapangan kita akan temukan hitungan yang lebih detail untuk dimasukkan, maka dari itu penting bagi seorang pengusaha mengerti akan hal ini. Dan yang terpenting dari mengetahui titik BEP adalah kita tahu berapa angka yang harus kita raih untuk menghidupi bisnis kita.
Maka BEP itu lebih dari sekedar titik impas, karena dengan memahami BEP perusahaan dapat mengatur strategi agar bisnisnya bisa terus berjalan kemudian menetapkan target dan waktu yang ingin dicapai untuk mencapai titik BEP tersebut sebelum nantinya tentu akan mengejar laba atau profit.
Dan saya menduga lebih dari 50% UKM kita saat ini masih buta finansial dan bahkan mungkin menjalankan bisnis tanpa menghitung dan mengetahui titik BEP mereka. Mereka memulai dan mengelola bisnis karena mereka bisa membuat produknya. Sehingga tidak aneh jika sebagian dari mereka merugi dan akhirnya usaha tersebut tidak bisa bertahan lama.
Lalu apakah bisnis yang sudah mencapai BEP bisa dikatakan aman? Belum tentu, karena bisnis yang sudah mencapai BEP pun masih bisa bangkrut jika cashflownya tidak positif. Misalkan jika dalam hitungan diatas kertas bisnis Anda sudah BEP, namun karena masih banyak piutang yang belum tertagih akhirnya usaha Anda tidak memiliki kas untuk melanjutkan operasional perusahaan serta membayar kewajiban-kewajibannya. Sehingga usaha tersebut bisa dinyatakan bangkrut.
Lalu bagaimana strategi untuk mencapai BEP dengan cepat?. Prinsip dasarnya ialah dengan meningkatkan profit margin. Bisa dengan menaikkan harga jual atau menurunkan biaya-biaya tergantung dari situasi dan kondisi bisnis yang sedang Anda jalankan.
Sudahkah Anda menghitung dan membuat strategi untuk mencapai titik BEP?
Salam Hebat.