Ada yang menyebutnya Titik Impas, ada juga yang mengartikannya sebagai Jumlah Produk atau Omset Minimal yang harus dicapai agar tidak merugi. Break Even Point (BEP) menjadi penting, karena BEP adalah Titik Penentu “HIDUP MATI nya” perusahaan.
Sederhananya adalah ketika: PENDAPATAN = BIAYA
Itulah BEP dalam prinsip yang paling sederhana. PENDAPATAN yang dimaksud adalah jumlah MARGIN KOTOR, hasil dari penjualan. Rumusnya bisa panjang, tapi sebagai manajer atau Bisnis Owner kita perlu menghitung angka-angka ini.
Misal: jika semua biaya-biaya bisnis komputer adalah 10 juta per bulan (iklan, sewa tempat, gaji karyawan, listrik, telepon, dan lain-lain). Sementara laba menjual 1 unit komputer adalah Rp. 100.000. Maka perlu 10.000.000/100.000 = 100 unit komputer yang dijual untuk mencapai titik BEP.
Biaya-biaya ditentukan oleh BIAYA TETAP dan BIAYA TIDAK TETAP, sementara PENYEIMBANGnya diperoleh dari MARGIN Penjualan.
Lalu?
80% bisnis mati di 5 tahun pertama. Penyebabnya? Mereka TIDAK MENCAPAI titik BEP.
Maka?
Naikkan pendapatan alias MARGIN KOTOR PENJUALAN, turunkan biaya-biaya.
Mana yang lebih mudah dilakukan? Tergantung situasi dan kondisi. Kadang biaya lebih mudah diturunkan, kadang margin lebih mudah dinaikkan atau jumlah unit yang dijual.
Yang terpenting adalah KITA TAHU BERAPA ANGKA yang harus kita raih, untuk MENGHIDUPI BISNIS kita. Jadi lebih dari SEKEDAR TITIK IMPAS, paham BEP, BREAK EVEN MASTERY, MENGAPLIKASIKAN organisasi mengejar titik BEPnya sebelum MENGEJAR PROFIT.
Salam Hebat
Putu Putrayasa
Business Mentor & Coach