Sociopreneur, Antara Bisnis dan Sosial, Bagaimana Cara Membedakannya?

Sociopreneur (social entrepreneur) adalah kegiatan berwirausaha berbasis bisnis (entrepreneur) namun dengan misi utama menciptakan peningkatan harkat dan taraf hidup masyarakat kelas menengah ke bawah (sosial).

Siapa saja tokoh yang sukses dengan dengan menjalankan bisnis sociopreneur ini?
Salah satunya adalah Bill Gates. Ia menjalankan bisnis ini dengan mengembangkan Microsoft Inc. dengan sistem sosial. Ia biarkan software yang dimilikinya dibajak agar lebih banyak orang menggunakannya. Kelak dengan mudah ia melakukan upgrade untuk sistem operasi berikutnya.

Namun, kadang kita kesulitan juga dalam membedakan sociopreneur dengan jenis usaha lain. Alter dalam bukunya memaparkan bahwa kita dapat membedakan sebuah kegiatan termasuk sociopreneur atau kegiatan sosial murni atau bisnis profit murni dari tiga pendekatan:

Pertama, tujuannya. Agar disebut sociopreneur sebuah usaha harus bertujuan utama untuk menciptakan keuntungan sosial.

Kedua, kepemilikannya. Sociopreneur dimiliki oleh sebuah komunitas. Semakin banyak yang memiliki sahamnya semakin baik.

Ketiga, proses dan hasilnya. Keuntungan langsung diberikan kepada masyarakat atau sosial.

Intinya, wirausaha sosial (sociopreneur) adalah orang yang mengetahui atau memahami adanya masalah sosial di masyarakat. Selanjutnya dengan menggunakan prinsip-prinsip kewirausahaan, mereka mengorganisasi, mengkreasi, dan mengelola potensi yang ada untuk membuat perubahan sosial.

Suresh Fernando membuat kriteria sociopreneur sebagai berikut:

1. Are change agents (agen perubahan).
2. Hold bold visions (memiliki visi yang kuat).
3. Address the cause of problems, not symptoms (menyasar penyebab masalah, bukan gejala).
4. Seek to create systemic change (mencari cara membuat perubahan sistemis).
5. Adopt a mission based on their vision (mengadopsi misi berdasarkan visi mereka).
6. Relentlessly pursue new possibilities (tak kenal lelah mengejar kemungkinan-kemungkinan baru).
7. Are engaged in process of learning and improving (berkomitmen dalam proses pembelajaran dan perbaikan).
8. Treat failure as a learning experience (memperlakukan kegagalan sebagai pengalaman pembelajaran).
9. Act boldly despite limitations (bertindak secara kuat mengabaikan keterbatasan).
10. Exhibit a heightened sense of accountability (menunjukkan sikap bertanggung jawab yang tinggi).

Nah, siapkah kita menjadi salah seorang sociopreneur? 

Visited 7 times, 1 visit(s) today