Akhir tahun sudah di depan mata. Pergantian tahun sudah semakin nyata. Sudahkah anda membuat goal yang menantang untuk tahun depan?
Seringkali, kebiasaan setting goal di akhir tahun, lalu konsisten mencapainya sepanjang tahun berikutnya, adalah kebiasaan kecil berdampak besar yang akan mengubah hidup anda. Saya pribadi mengubah arah hidup saya dengan kebiasaan setting goal yang sudah melekat dalam diri saya.
Nah, bagaimana kalau akhir tahun ini kita mulai merancang pensiun kita? Tidak perlu menunggu tua. Saya merancang pensiun saya ketika saya berusia 23 tahun, untuk pensiun muda di usia 35 tahun. Dan ternyata berhasil meraih target pensiun saya di usia 33. Saat ini saya merancang pensiun besar berikutnya, di usia 45 tahun dengan aset perusahaan bernilai triliun. Boleh, bukan?
Pensiun bagi sebagian besar orang bisa berarti gaji lebih rendah dan khawatir kehabisan pesangon dan post power syndrom. Tentu saja ini adalah pelajaran yang berbeda dari yang saya dapatkan ketika saya berusia 23 tahun, 15 tahun lalu. Saya beruntung mendapatkan paradigma berbeda tentang pensiun, ketika itu, dari sebuah industri yang justru dibenci kebanyakan orang, yaitu MLM.
Seperti angin surga memang, apa yang mereka katakan pensiun adalah mencapai peringkat diamond manager, dengan penghasilan 30 juta per bulan, saat bensin dan beras kurang lebih masih harga Rp 2000-an. Artinya, punya income seperti itu setara dengan 100-120 juta per bulan saat ini.
Di sebuah malam di Surabaya, sebuah leadership seminar yang dihadiri sekitar 2.000-an orang di Tunjungan Plaza, saya mengambil keputusan besar tentang pensiun saya, dengan atau tanpa MLM tersebut. Konsep menghasilkan passive income dengan bisnis bersistem yang kuat akan menghasilkan residual income yang akan membuat saya bisa pensiun.
Sepulang dari seminar tersebut saya membangun bisnis konvensional saya, toko komputer hingga perguruan tinggi. Ada cukup banyak ide yang ingin dikembangkan sebagai modal untuk pensiun.
Ketika saya membangun perguruan tinggi bersama tim 13 tahun lalu, saya telah memiliki target, 2 tahun bisnis yang saya bangun tersebut bisa membebaskan saya dari aktivitas rutin. Definisi pensiun saya berubah. Pensiun bukan berarti tidak bekerja, melainkan “tidak harus bekerja”. Bekerja bukan karena terpaksa melainkan hanya jika kita menginginkannya.
Terus, bagaimana cara pensiun 5x? Yach, kalau setiap 2 tahun anda bisa pensiun dari bisnis anda, bukankah itu artinya anda bisa pensiun 5x dalam 10 tahun? Jika anda menikmati waktu bebas 2 tahun setiap bisnis anda mempesiunkan anda, bukankah anda hanya butuh 20 tahun untuk pensiun 5x?
Ketika saya mengambil keputusan untuk mulai membangun @STIEBBANK, mengambil-alih pengelolaannya dari pemilik lama, saya mengambil keputusan, saya akan terlibat secara langsung dalam operasional 2 tahun. Ternyata? Saya bisa mulai lepas dari rutinitas di tahun kedua, alias hanya 1 tahun yang saya harus terlibat hampir setiap hari. Sisanya? Saya mengerjakan yang paling produktif dan saya sukai: melatih tim, memberi kesempatan kepada mereka bertumbuh, dan memberi apresiasi atas keberhasilan mereka. Menyenangkan, bukan?