Sudah saatnya zakat dikelola dengan sistem informasi modern yang lebih mudah diakses, dan karenanya lebih bisa dipertanggungjawabkan. Dalam pengertian lain, proses pengelolaa zakat harus tidak ada cacatnya.
Di samping masalah sistem, maka keterbukaan dalam pengelolaan zakat adalah merupakan prasyarat berikutnya. Keterbukaan tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat, mengingat lembaga pengelola zakat menerima uang yang merupakan amanah. Kepercayaan ini perlu dijaga dan ditumbuhkan baik kepercayaan dari muzakki maupun mustahiq. Untuk itu diperlukan pendataan atas para muzakki maupun mustahiq. Informasi mengenai alamat tempat tinggal, masjid tempat dia menjadi jamaah, dan keanggotaan dalam badan pembina organisasi Islam misalnya, akan sangat membantu dalam membangun sistem zakat yang terpadu dan integral.
Untuk mendukung transparansi atau keterbukaan tersebut diperlukan pula sistem informasi yang modern, yaitu dengan adanya database yang memadai baik untuk pusat zakat, masjid, ataupun badan pembina organisasi Islam yang diperlukan. Di samping itu adanya pelaporan keuangan secara berkala menjadi prasyarat mutlak bagi terciptanya transparansi yang dimaksud, yang tentu saja di dalamnya dibutuhkan sistem akuntansi zakat dan sistem administrasi pusat zakat yang handal. Dan pada setiap tahunnya seluruh operasional badan amil zakat harus diaudit oleh akuntan publik untuk kemudian hasilnya dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Dengan demikian akan tercipta manajemen yang sehat dan dikelola secara modern.
Dari beberapa langkah yang telah disebutkan di atas penekanan yang diperlukan adalah penekanan pada kualitas kerja menyeluruh yang meliputi aspek sistem pungutan zakat berkomputer serta kantor pelayanan zakat yang memberi kemudahan-kemudahan bagi para pembayar zakat. Dengan sistem komputerisasi, pembayar zakat diharapkan akan dapat memperoleh informasi pembayaran zakatnya pada tahun sebelumnya dan mendapat salinannya di semua kantor layanan zakat. Dengan sistem online ini segala aktivitas dapat diselesaikan lebih mudah, efisien, ringkas, cepat, dan tepat. Profesionalisme ini harus ditunjang oleh tenaga kerja yang andal dan terlatih dari berbagai disiplin ilmu, seperti bidang agama, teknologi informasi, pemasaran, akunting, manajemen, dan hubungan masyarakat.