Bayangkan dan rasakan, suatu ketika anda mempunyai sebuah rumah makan yang pengunjungnya harus antri 5 (lima) tahun untuk dapat menikmati hasil masakan anda? Bagaimana sensasi dan kepuasan yang anda peroleh ketika anda harus mempersiapkan 1 (satu) menu pesanan pelanggan saja memerlukan waktu 1 (satu) tahun atau lebih? Dan bagaimana pula rasa bangga yang muncul dari dalam diri anda ketika setiap harinya hanya 18 (delapan belas) orang saja yang berhak duduk menikmati makanan di restoran anda?
Di Amerika Serikat, ada seorang pria bernama Damon Baehrel membangun sebuah restoran di basement rumahnya dan diberi namaBasement Bistro. Salah satukeunikan dan kekhasan restoran ini adalah menu yang disajikan setiap harinya tidka lebih dari 15 makanan saja. Selain itu, tamu yang menikmati hidangan juga dibatasi hanya 18 orang saja. Menu yang disajikan bukan menu yang dipelajari dari buku menu atau internet, melainkan ia cari bahan-bahannya di hutan dekat rumahnya.
Keunikan lainnya adalah dalam memasarkan produknya, pemilik restoran tidak menggunakan strategi pemasaran yang canggih atau kompleks, tetapi hanya dengan menonjolkan keunikan dan kekhasan menunya. Dan dengan cara seperti ini ternyata sukses mencuri perhatian berbagai wisatawan dari berbagai negara di dunia. Banyak yang rela melakukan perjalanan berjam-jam dari Manhattan dan terbang semalaman hanya untuk menuju rumah Damon di Earlton, New York.
Salah satu menu istimewa dalam restoran ini adalah es krim cone acorn yang membutuhkan waktu penyajian sekitar satu tahun karena proses mengumpulkan biji-bijian dan merendamnya, sebagai bahan dasar es krim, butuh waktu berbulan-bulan. Selain es krim, menu-menu lainya pun istimewa termasuk harganya yang fantastik yaitu USD 225 atau sekitar Rp 2,7 juta per menu. Dan hebatnya lagi, para penikmat kuliner harus rela dan sabar menunggu sekitar 5 (lima) tahun untuk dapat menikmati makanan sajian dari Basement Bistro. (sumber: dreamersradio.com dan berbagai sumber online lainnya).
Berminat memodel bisnis resto tersebut secara NLP (neuro-linguistic programming)? Mudah saja. Hanya perlu tiga tahap. Pertama, amati perilaku model (pemilik/ usaha resto yang hendak ditiru) yaitu “bagaimana sukses itu terjadi, bukan mengapa bisa sukses”. Kedua, kalibrasi (sesuaikan) gaya sang model melalui gerakan-gerakan indera visual, auditori , kinestetik, olfaktori, dan gustatori (bahasa tubuh, suara, kepala, tangan, mimik, bola mata, perubahan warna kulit, kerutan sekitar daerah mata, mulut, pernafasan, kata-kata dan sebagainya). Ketiga, tempatkan diri pada posisi orang tersebut.
Teknik memodel ala NLP ini telah tebukti efektif dan banyak dilakukan oleh orang-orang untuk meretas jalan kesuksesan. Jadi, kalau mereka bisa sukses, anda juga bisa kan?
Sungkono
Dosen Akuntansi STIEBBANK, Penggiat NLP