Tidak akan bosan. Itulah kesan yang didapat ketika duduk di salah satu sofa yang disediakan oleh Kedai Digital untuk menunggu giliran ‘menghadap’ customer service yang muda, segar, cantik, dan tampan. Bagaimana tidak. Mata kita dimanjakan oleh ratusan merchandise unik yang terpajang di sepanjang dindingnya, rapi berjajar di setiap rak nya, dan tergantung menjuntai dengan ujung tali tersimpul menempel di sudut langit-langit ruangannya. Mug, gantungan kunci, jam meja dan jam dinding aneka model, tumbler, payung, foto yang dibingkai dengan unik, kaos, ID Card, Mousepad, dan masih banyak lagi. Kesemuanya adalah merchandise pribadi yang tak lain adalah pesanan para konsumen yang dibuat customize. Baik desain, warna, dan jumlah yang dikehendaki dibuat sesuai permintaan konsumen.
Konsumen yang menunggu rata-rata adalah anak muda. Mungkin sebagian besar mahasiswa. Mereka menanti sambil menggenggam flashdisk yang pastinya berisi file foto ataupun desain yang ingin dituangkan pada merchandise pribadi yang hendak mereka buat. Sesekali terdengar cekikikan dan celetukan mengomentari desain-desain yang terpajang. Unik memang. Dan mendatangkan banyak ide untuk dibuat seperti apa merchandise yang akan mereka pesan. Kebanyakan memang foto pribadi yang menjadi ‘bahan utama’ desain, diimbuhi kata-kata berupa ucapan selamat ulang tahun, kelahiran bayi, ataupun anniversary hari jadian sepasang kekasih. Dipoles oleh tangan dingin desainer yang dimiliki oleh Kedai Digital maka foto, kata-kata, dan keinginan konsumen menjelma menjadi merchandise yang ciamik dan pastinya unik.
Konsep Merchandise Pribadi memang diusung oleh pemuda kreatif bernama Saptu Ari. Berawal dari melihat grup band dan artis dari ibukota yang membuat merchandise dan menjual pada fans nya, muncullah pertanyaan usil menggelitik, “mengapa hanya artis saja yang punya merchandise, kalo bukan artis memang ga boleh?” Lalu, voila, konsep Merchandise Pribadi tercipta menjadi bentuk ekspresi diri sekaligus perwujudan mimpinya untuk memiliki bisnis sendiri setelah lelah menjadi karyawan di sana-sini.
Dengan tagline ‘Bikin Mug Satoe Sadja’ Kedai Digital yang muncul sejak tahun 2005 ini mendapat respon positif dari masyarakat Jogja. Outletnya sudah tersebar sebanyak 33 cabang di Jogja dan kota-kota lainnya. Peran serta media dalam membantu mengedukasi pasar juga menjadi corong positif akan keberadaan Kedai Digital karena dianggap unik dan baru pertama kali ada di Jogja.
Salam Hebat!