Ide Bisnis Batik Muslim Kreasi Lulusan SMA

Hari Minggu sore, saya berkunjung ke rumah seorang sahabat yang bertempat tinggal di daerah Jogja selatan. Walaupun perjalanan cukup melelahkan karena lokasi rumah terletak di sebuah perbukitan kapur, dan melewati hutan pohon jati untuk sampai ke sana, tetapi rasa lelah terasa hilang ketika bertemu dengan sahabat lama saya.

“Assalamualaikum!” saya mengucap salam sambil menghampiri sahabat saya yang berdiri di depan rumah menanti kehadiran saya. “Waalaikumsalam!”sahabat saya menjawab sambil membawa sebuah kain batik warna merah dengan corak yang belum pernah saya lihat sebelumnya. “Memegang apa ini, Bos?” saya bertanya sambil penasaran dengan kain batik warna merah itu.

“Ini kain batik hasil kreativitas keponakanmu!” sahabat saya berkata menggunakan logat Jawa. “Wah, sudah jadi pengusaha sekarang putri ya?” saya bertanya sambil terkagum-kagum dengan hasil karya anak pertama sahabat saya. “Setelah lulus SMA, satu tahun ini putri membuka usaha produksi baju muslim bahan batik,” kata sahabat saya. “Katanya mengumpulkan modal untuk kuliah di fakultas kedokteran, bagaimana itu ya, Mas?” sahabat saya menerangkan sekaligus bertanya kepada saya.

“Sudah ada berapa penjahit yang ikut mengerjakan?” saya bertanya kepada sahabat saya, sambil berjalan melihat proses pembuatan baju muslim bahan batik menggunakan mesin jahit besar berwarna putih di belakang rumah. “Ada sembilan orang, Mas!” sahabat saya menjawab. “Terus, sudah dipasarkan ke mana saja?” saya bertanya sambil berjalan melihat-lihat karung berisi baju batik muslim yang siap kirim di dalam sebuah ruangan.

“Sebelumnya hanya ditawarkan online lewat internet. Ternyata sampai saat ini pesanan dari Bali, Jakarta, Bandung, dan Surabaya juga rutin,” sahabat saya menerangkan dengan nada datar seolah tidak percaya. “Saya pernah membaca sebuah buku karya Mary Christensen. Menurut penulis itu, setiap orang punya impian tapi banyak yang tidak mau mengatakannya secara jujur kepada orang lain, bahkan kepada diri sendiri,” saya berkata kepada sahabat saya dengan maksud berbagi cerita. “Wah serius tenan kita ini ya, Mas!” sahabat saya berkata sambil tertawa kecil diiringi suara merdu burung perkutut di samping rumahnya. Menurut pendapat anda, apakah ide bisnis putri dilanjutkan ataukah beralih profesi menjadi seorang dokter?

 Oleh Susatyo Herlambang, S.E., M.M.

Pengusaha, Penulis Buku, dan Dosen STIEBBANK

Visited 3 times, 1 visit(s) today

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *